Rabu, 22 April 2009

Velvet Revolver


Velvet Revolver adalah sebuah band rock asal Los Angeles yang berdiri pada tahun 2002. Disebut-sebut sebagai Guns N' Roses 2 karena komposisi anggotanya terdiri dari 3 mantan band yang paling bersinar di era awal tahun 80'an tersebut, mereka adalah Slash (lead guitar), Duff Mc Kagan (bassis), Matt Sorum (drum) dan dengan 2 tambahan mantan personil band lainnya Scot Weiland sebagai vocalist (eks Stone Temple Pilots) dan mantan guitarist Wasted Youth, Dave Kushner Mereka sudah mengeluarkan 2 album Contraband dan Libertad Awalnya mereka ingin merekrut Izzy Stradlin yang notabene adalah mantan Rhytm Gitaris Guns N Roses tapi karena Izzy dianggap tidak cocok karena ia trauma bila ada Vokalis

Siapa saja yang merasa kehilangan Guns N’ Roses (GNR), mungkin kini telah terhibur dengan kedatangan Velvet Revolver. Berbeda sih pasti, karena memang harus begitu! Bukan hanya sebab tanpa vokalisnya, Axl Rose yang demikian berkarisma. Akan tetapi supergrup ini jelas mesti terlahir baru sebagai bagian pencetus hard rock klasik untuk generasi sekarang.

Tiga orang mantan GNR, Slash (gitar), Duff McKagan (bas) dan Matt Sorum (dram), terbukti mampu masih eksplosif meski menempuh permulaan lagi dengan membentuk band gabungan legenda rock & roll yang harus berkarya lain. Pasalnya, mereka kini bertugas menyusun tugas modern rock yang mesti tetap menyisakan rasa masa lalu.
Itu terbilang mampu dilakukan Velvet Revolver yang berimbuhan dua personel pelengkap bernilai tambah, semacam penyanyi rock mantan Stone Temple Pilots, Scott Weiland dan gitaris Dave Kushner (eks-Dave Navarro’s Band).
Beban usaha dalam berkonsep kelahiran kembali, ternyata malah berhasil dilakukan dengan resep membuat segalanya berawalan baru. Musiknya memberi kesan galak, sangat agresif dan menantang. Jangan takut kehilangan porsi kualitasnya Slash, apalagi kini asa segi sisipan memikat dari Dave Kushner yang membantu mengubah ciri akor tanpa merobohkan warisan budaya rock masa lalu.
Sedari mula rencana Slash, Duff dan Matt Sorum membentuk citra grup rock baru memang tiada pilihan lain yang dianggap tepat hanyalah Kushner seorang. Sebagai rekan se-high school Slash, dan gitaris yang pernah gabung dengan bassis Duff beberapa tahun terakhir, dia (Kushner) dianggap senjata rahasia ampuh bagi trio eks-GNR itu.
Tekstur permainan gitarnya, dinilai Duff, luar biasa dan apalagi dia bisa bekerja sama secara baik dengan Slash. Hingga kemudian keempatnya meraih keberuntungan karena bisa menarik masuk Scott Weiland yang meniupkan napas kehidupan untuk Velvet Revolver. Lagi pula sebagai penulis lirik yang cerdas, Scott langsung membuktikan dirinya pilihan tepat dengan singel evolusi ”Set Me Free” yang terpilih untuk OST The Hulk. Hal itu berlanjut dengan pembuktian lainnya melalui lagu ”Slither” dan ”Fall To Pieces”.
Bagi Scott, ikut gabung dengan Velvet Revolver bersama Slash, Duff, Matt Sorum dan Dave Kushner bagai menyatukan dirinya dengan gerombolan malaikat yang menolongnya dari kejatuhan. Sebagai mantan junkie yang dulu terbiasa dengan menu tiga gram heroin setiap harinya, dia terus terang jadi tidak merasa berjuang sendirian melawan bujukan setan narkotik. Scott menyebut kehidupan barunya di Velvet Revolver bagaikan terlindung dalam The Gang.



Siklus Rock & Roll
Debut album perdana Contraband dari Velvet Revolver mengandung muatan 13 lagu bersiklus rock & roll dengan alur eklektik dan bunyi keyakinan diri Scott, Slash, Duff, Matt Sorum dan Kushner.
Konsep tawaran hard rock klasik buat generasi baru (usia 15-30 tahun), menenteng refleksi pengaruh dari The Beatles, The Refused, berikut alasan nyata berupa sisa tabiat GNR dan Stone Temple Pilots.
Sebagaimana sifat dari perjuangan, Velvet Revolver tentu menempuhnya tanpa peluang kemudahan. Meski mereka sudah memiliki semua yang dibutuhkan oleh grup rock. Bisa dipastikan banyak produser yang memahami bakat dan keahlian bermusik, karisma serta kreativitas yang dilakukan Slash, Duff, Matt Sorum, Scott dan Dave Kushner. Tetapi ternyata segala kelengkapan perang seperti itu, belum bisa diartikan segalanya bisa menjadi mudah.
Mereka harus menghampiri berbagai karakter produser, hingga kemudian beropsi dengan Josh Abraham dan mengajaknya menjadi co-producer. Pilihan sikap seperti itu muncul karena pertimbangan untuk mendapatkan rekan produser yang berpandangan baru, karena berbagai produser yang pernah dihadapi memang rata-rata hebat tetapi bersikap pikir usang.
Ternyata yang paling dibutuhkan untuk konsep kelahiran kembali (hard rock) bersama Velvet Revolver adalah produser yang mampu memberi pengarahan berbeda. Mereka sekaligus membutuhkan orang muda, kolaborator berpotensi segar dengan elemen yang modern. Sebab tujuan Velvet Revolver adalah berkompetisi sambil mempresentasikan rock nekad yang membunyikan keindahan ke seluruh dunia.
Tugas semacam itu mementingkan keterlibatan orang yang mau bekerja keras. Josh Abraham dianggap orang yang sesuai berkerja sama untuk hasil bunyian akor-akor keren yang diciptakan Velvet Revolver.
Mereka meyakini dengan gebrakan perdana bertajuk Contraband, lima superstar rock itu telah berhasil menciptakan band super-rock terbaru. Melalui bunyi rock yang menggeram sesuai kodratnya, seperti dalam bentuk rekaman begitupun nanti di saat mereka bermain bersama di atas panggung. Fokus musiknya kian terasa tajam, karena Scott Weiland menghadirkan sejumlah muatan lirik personal yang bermakna mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo komentar!!! :D
Komentar yang tidak sesuai dengan entri di atas akan Saya hapus!
Terima Kasih Komentarnya