Tampilkan postingan dengan label Pemilihan Caleg. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemilihan Caleg. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 April 2009

Kalah Pemilu, Caleg Telanjang


makin rusak aje dah negri ini :p


Kalah Pemilu, Caleg Telanjang
Wacana
akan terjadinya gangguang jiwa calon legislatif yang kalah dalam
pemilihan legislatif 9 April 2009 lalu terbukti sudah. Di Cirebon,
sebanyak 15 orang caleg mengalami depresi dan memilih melakukan
pengobatan spiritual untuk menyembuhkan depresi kepada Ustaz Ujang
Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.
Menurut
Ujang, yang juga pimpinan Forum Spiritual Peduli Cirebon (FSPC) prosesi
penyembuhan caleg depresi dilihat dari kondisi pasien. Rata-rata pasien
yang berobat, karena kecewa dengan hasil suara yang tidak sesuai dengan
prediksi. Padahal, tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan caleg
untuk menarik simpati masyarakat.
“Mereka
rata-rata depresi karena perolehan suara kecil. Sementara uang yang
dikeluarkan kepada tim sukes bisa mencapai antara Rp200 juta hingga
Rp1,5 miliar. Ketidaksiapan inilah yang membuat caleg tidak terima
dengan kekalahannya,” terang Ujang.
Biasanya,
kata Ujang, caleg yang depresi mengalami perubahan sikap yang sangat
signifikan. Bahkan salah satu pasiennya asal Kuningan, sampai rela
bertelanjang di lingkungan rumahnya karena mengalami depresi berat.
Prosesi
ritual, diawali dengan melakukan doa guna pembersihan pikiran negatif
pasien. Selanjutnya, pasien dimandikan di Situ Patok yang dipercayai
warga sekitar memiliki nilai keramat. Lantas, pasien langsung dibimbing
Ustaz Ujang melakukan doa dan membacakan ayat suci Alquran.(okezone)

Caleg Gagal Rawan Impotensi


Para caleg yang bakal bertarung pada pemilu legislatif harus siap-siap terkena serangan impotensi, bila gagal menjadi wakil rakyat. Pasalnya, stres dan depresi yang mendera akan memicu gagal ereksi. Bila berulang-ulang muaranya terjadi impotensi.

Menurut dr Anthony T, tidak hanya persoalan impotensi, namun berbagai penyakit akibat beban luar biasa pada fisik dan psikis yang dialami caleg bisa terjadi. “Jumlah caleg yang mengalami stres dan depresi berat akibat gagal meraih suara pada pemilu akan bertambah karena jumlah parpol dan caleg meningkat tajam pada Pemilu 2009 dibanding Pemilu 2004,” ujar Anthony, kemarin di Samarinda.

Faktor psikis, misalnya, mengalami stres dan depresi berat akibat kegagalan dalam meraih suara bisa menimbulkan ketegangan sehingga sulit untuk ereksi.

Saat mengalami kegagalan ereksi akibat ketegangan pikiran, biasanya akan memperparah keadaan depresi. Apabila berulang-ulang mengalami kegagalan dalam ereksi, maka kian memperburuk kondisi caleg sehingga terjadi impotensi.

Depresi berat itu sendiri terjadi akibat ketidakseimbangan antara kehendak hati, pikiran dan fisik. “Ketidakseimbangan antara keinginan begitu menggebu-gebu, memikirkan harta yang sudah dikeluarkan serta hasil yang tidak memuaskan sehingga timbul distorsi dalam tubuh. Ujung-ujungnya bukan hanya impotensi, bahkan termasuk gangguan kejiwaan,” kata dia.

Jadi bisa diperkirakan bahwa usai pemilu legislatif nanti, akan banyak caleg yang mengalami impotensi akibat beban berat fisik serta psikis.

Lantaran itu, para caleg harus mempersiapan mental maupun mempertebal penghayatan agama. “Bagi caleg yang habis-habisan mengeluarkan harta namun gagal meraih kursi, disertai mental yang tidak cukup kuat maka bisa mengalami depresi berat dan impotensi,

Minggu, 12 April 2009

TeknoIo informasi pemilu


Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) mengaku hanya berperan dalam memantau dan memonitor trafik di sistem TI Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara untuk pengujian dilakukan oleh para praktisi yang mewakili sejumlah komunitas TI, termasuk kalangan underground (bawah tanah).

M. Salahuddien, Wakil Ketua ID-SIRTII mengatakan, pengujian tersebut tepatnya dilakukan oleh tiap individu yang berkontribusi langsung dengan KPU. Mereka ini mendapat surat tugas resmi dari KPU, meski sampai saat ini surat tersebut belum keluar.

"Peran ID-SIRTII di KPU hanya memberikan masukan-masukan teknis tertentu seperti diminta dan membantu menghubungkan KPU dengan komunitas misalnya ISP (Internet Service Provider)," lanjutnya kepada detikINET.

Sayangnya, pria yang kerap disapa Didin Pataka ini, enggan menyebutkan komunitas TI mana saja yang menyokong sistem TI KPU. "Banyak wakil komunitas security di Indonesia, rasanya kurang pantas kalau saya yang bicara, karena pada praktiknya meskipun dianggap mewakili komunitasnya, tapi pada prinsipnya mereka akan bekerja sebagai individu," kilahnya.

Sebab, menurut Didin, KPU tidak mungkin menunjuk atau memberikan surat kepada organisasi atau komunitas, sementara praktisi TI yang terkait ini kan bentuknya non formal kelompoknya. "Ya, underground. Itu inisiatif mereka. Tapi ya tentu saja setelah tim TI KPU 'curhat' ke mereka dalam sebuah pertemuan," tukasnya.

Hal ini pun dinilai sebagai sesuatu yang wajar. Pasalnya, Tim TI KPU saat ini tengah dikejar deadline, jadi tidak punya dana, waktu serta sumber daya yang memadai untuk penetration test dan uji coba. "Tapi saya khawatir kalau ini akan disalahpahami sebagai tantangan. Padahal, sesungguhnya pada hari H itu sendiri belum tentu seluruh sistem siap," kata Didin.

ID-SIRTII sendiri sebenarnya sudah menghimbau tim TI KPU agar low profile, mengingat segala ketidaksiapan ini. "Jadi kalau nanti gagal tidak terlalu diharapkan orang, tapi seandainya berhasil, ya kita anggap sebagai suatu kejutan, kado buat masyarakat," tukasnya.

"Jadi perlu diluruskan, tugas ini tidak ada hubungannya dengan ID-SIRTII, Peran ID-SIRTII hanya memonitor dan mengawasi trafik saja, sesuai tugas dan fungsi kami. Namun, bukan hanya ID-SIRTII saja sebenarnya, tapi juga tim respon insiden di ISP. Mereka yang di ISP malah lebih luas lagi karena selain mengantisipasi potensi insiden, mereka juga antisipasi lonjakan trafik," pungkasnya.

Sumber---> http://www.detikinet.com